Metode
ini pada mulanya dikembangkan oleh David Devries danKeith Edwards, ini
merupakan metode pembelajaran perama dari John Hopkins. Metode ini menggunakan
system pelajaran yang sama dengan STAD, namun bedanya kuis digantikan dengan
tournament mingguan, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim
lain dalam saatu meja turnamen dan yang menang menyumbangkan point untuk
timnya.
Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja tournament”,
dimana ketiga peserta dalam satu meja memiliki tingkatan prestasi atau nilai
matematika terakhir yang sama. Sebuah
prosedur “menggeser kedudukan” membuat para pemain ini cukup adil. Peraih rekor
tertinggi dalam setiap meja tournament mendapatkan 60 poin untuk disumbangkan
ke timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya, ini artinya
mereka yang berprestasi rendah (bermain dengan yang berprestasi rendah juga)
dan yang berprestasi tinggi (bermain dengan yang berprestasi tinggi juga)
keduanya memiliki kesempatan sukses yang sama. Sama seperti STAD, tim dengan
kinerja tertinggi akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya.
TGT
ini memiliki banyak kesamaan dengan STAD, tetapi menambahkan dimensi
kegembiraan dalam proses TGT dengan penggunaan permainan. Tmean satu tim akan
saling membantu temannya untuk mempersiapkan diri agar setiap individu dapat
memahami materi. Dan sewaktu permainan dimulai temannya tidak boleh lagi
membantu, meamstikan telah terjadi tanggung
jawab individual . materi yang sama digunakan dalam STAD dapat juga
digunakan dalam TGT, kuis STAD bisa juga digunakan sebagai game dalam TGT.
Metode kedua ini dapat menjadi pilihan guru dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar, karena adanya factor menyenangkan dan kegiatannya. Namun ada
juga guru metode yang lebih murni seperti STAD.
Sumber : Slavin, R. E. (2005). Cooperative
Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Penerbit Nusa Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar