Dengan memperhatikan
permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan remaja, sudah
jelas kata Conger (197:ix) pemahaman dan pemecahan masalahnya harus dulakukan
secara interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan
pemecahannya dari pendidikan adalah salah satu yang paling strategis. Karena
bagi para remaja bersekolah dengan para guru, khususnya para gurulah, yang
memiliki hubungan erat dengan muridnya, merka juga laling banyak mempunyai
kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
a. Untuk memahami dan mengurangi
permasalahan yang bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotornya,
1) Sebaiknya dalam program dan kegiatan
pendidikan tertentu, harus ada program layanan bimbingan atau pelayanan
pemahaman terhadap siswa remaja wanita dan siswa remaja pria (misalnya
mempelajari perkembangan fisik, anatomi dan fisiologi) yang diberikan oleh guru
yang dapat menyelenggarakan penjelasannya.
2) Disamping pendidikan formal yang
dilakukan dikelas-kelas sesuai jam yang telah ditentukan, sebaiknya diadaka
sebuah panel diskusi mengenai pendidikan jenis (sex education), bahaya-bahaya
dari prilaku menyimpang.
3) Role playing, akan sangat tepat
digunakan untuk mengurangi eksessosial dari perkembangan fisik dan prilaku
psikomotorik, yang sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi dan tidak perlu
merupakan keanehan yang harus dilebih-lebihkan.
b. Untuk memahami dan mengurangi
permasalahan yang bertalian dengan perkembangan bahasa dan prilaku kognitif,
antara lain:
1) Kepada guru mata pelajaran seperti
guru bahasa asing, matematika, ipa, kesenian, dan olah raga. Tampaknya harus
mendalami pemahaman tentang pelayanan bimbingan yang bijaksana sehingga
siswa-siswa remaja yang biasanya mengalami kesulitan belajar tidak menjurus
kepada situasi-situasi frustasi yang mengakibatkan timbulnya tindakan-tindakan
negate baik terhadap bidang studinya atau gurunya.
2) Penggunaan strategi belajar mengajar
yang tepat (individualise atau small group based instruction) untuk membantu
siswa yang cepat dan yang lambat misalnya dengan system pengajaran menggunakan
modul.
3) Penjurusan atau pemilihan bidang
studi harus memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau
informasi secermat mungkin, seperti tes minat dan bakat, tes IQ. Disamping
keinginan orang tua murid dan siswanya itu sendiri.
c. Untuk memahami dan mengurangi
kemungkinan timbulnya permasalahan yang bertalian dengan perkembangan prilaku
social, moralitas.
1) Diusahakan tersedianya sarana dan
prasarana yang menunjang, terciptanya suasana yang aman dan nyaman. Tersedianya
fasilitas yang memungkinkan menjadi tempat berkumpulnya anak remaja yang
memiliki hobi atau tujuan-tujuan tertentu. Membuat forum-forum diskusi.
2) Diaktifkannya hubungan sekolah dengan
rumah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan
system nilai yang dikembangkan system layanan yang diberikan dalam pembinaan.
3) Pertemuan dan kerjasama antarlembaga
yang mempunyai tugas dan kepentingan yang bersangkutan dengan kehidupan remaja.
d. Untuk memahami dan mengurngi
kemungkinan timbunya permasalahan yang bertalian dengan fungsi-fungsi konatif,
afektif. Dan kepribadian.
1) Yang terpenting ialah, para guru dan
para orang tua dapat menampilkan kepribadian yang baik dan tleadan yang dapat
merupakan objek identifikasi sebagai pribadi idola para remaja.
2) Pemberian tugas-tugas yang dapat
menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil
keputusan yang tepat.
Dengan mengetahui apa
saja kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang terjadi pada masa remaja, bisa
membuat para element pendidikan yang ada disekolah lebih bersikap preventif.
Dan juga dapat mengatasinya dengan tahap-tahap yang dibahas selanjutnya.
Sumber : abin, S.M.
(2012) Psikologi Kependidikan, Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar