Susila berasal dari kata su dan sila
yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan
bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas dan hika di dalam
yang pantas atau sopan terkandung kejahatan terselubung. Dalam bahasa ilmiah
sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi yang berbeda yaitu etiket (persoalan kepantasan dan
kesopanan) dan etika (persoalan
kebaikan) kedua istilah tersebut biasanya dikatikan dengan persoalan hak dan
kewajiban seperti telah disinggung.
Orang yang berbuat jahat berarti melanggar hak orang lain dan dikatakan
tidak beretika atau tidak bermoral. Sedangkan tidak sopan diartikan sebagai
tidak beretiket. Jika etika dilanggar ada orang lain yang merasa dirugikan, sedangkan pelanggaran etiket
hanya mengakibatkan ketidaksenangan
orang lain.
Didalam tulisan ini kesulitan mengartikan etiket dan etika. Persoalna
kesusilaan selalu diakaitkan dan berhubungan erat dengan nilai-nilai. Drijakara
mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai,
menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. (drijarkara,
1978: 36-39) nilai nilaimerupakan suatu yang dijunjung tinggi oleh manusia
karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan, dan sebagainya,
sehingga dapat diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup.
Dilihat dari asalnya darimana nilai itu diproduk dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu : nilai otonom yang
bersifat individual (kebaikan menurut pendapat seseorang), nilai heteronom yang bersifat kolektif
(kebaikan menurut kelompok), dan nilai
keagamaan yaitu nilai yang berasal dari tuhan.
Sumber : Umar,Tirtarahardja. (2010).
Pengantar Pendidikan.Jakarta ;PT RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar