Setelah sebelumnya sudah membahas sedikit tentang metode-metode yang
melibatkan kelompok kerja siswa, lalu pertanyaan lain muncul. Apa yang membuat
kelompok kerja itu berjalan.?
APA
YANG MEMBUAT KELOMPOK KERJA BERJALAN?
Mengapa para siswa yang bekerja dalam satu kelompok kooperatif bisa
belajar lebih banyak dibandingkan dengan belajar di kelas-kelas tradisional?
Penelitian yang menyelidiki mengenai pertanyaan ini telh mengungkapkan variasi
yang sangat banyak dari model-model teoritis yang dapat menjelaskan keunggulan
pembelajaran kooperatif (lihat Salvin, 1992, 1993). Teori-teori tersebut
terbagi menjadi dua kategori utama yaitu motivasi dan kognisi.
Teori
motivasi
Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama
memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja
(Slavin, 1993). Deutsch (1949) mengidentifikasikan tiga struktur tujuan : kooperatif, dimana usaha berorientasi
tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota
yang lain, kompetitif, dimana usaha
berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota
lainnya, dan individualistic di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap
individu tidak memiliki konsekuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota
lainnya, dari perspektif motivasional ,struktur tujuan kooperatif menciptakan
sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan
pribadi adalah dengan cara jika kelompok mereka bisa sukses. Jadi mau tidak mau
jika ingin meraih tujuan pribadi harus membuat kelompok mereka sukses.
Kritik terhadap pengaturan kelas tradisional yang diberikan oleh para
pencetus teori motivasional adalah bahwa penilaian yang kompetitif dan system
penghargaan informasi di kelas menciptakan norma-norma diantara mereka
berlawanan dengan usaha-usaha akademik (Coleman, 1961). Karena kesuksesan slah
satu siswa akan menutup kesempatan
sukses bagi yang lainnya. Para siswa lebih suka mengekspresika
norma-norma bahwa mencapai tinggi hanyalah untuk “orang-orang yang aneh” yang
disayang guru. Akan tetapi ketika para siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang sama, seperti yang mereka lakukan ketika struktur penghargaan kooperatif
diterapkan, mereka belajra tentang usaha yang dapat membantu keberhasilan teman
satu kelompoknya.
Teori Kognitif
Sementara teori motivasi dalam pembelajran
kooperatif menekankan pada derajat
perubahan tujuan kooperatif
mengubah insentif bagi siswa untuk melakukan tugas-tugas akademik, teori
kognitif menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri.
Sumber : Slavin, R. E. (2005).
Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Penerbit Nusa Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar